The Kite Runner
“Hampir tidak ada pria dewasa menemani anak-anak itu – perang telah menjadikan ayah suatu komoditas yang langka di Afghanistan”. Salah satu kutipan yang saya suka dari novel ini.Pertama sekali saya membaca novel ini, novel ini nangkring di rak buku teman saya Karin. Sehabis pulang kuliah, saya biasanya main dulu ke kamar Karin. Sering lihat buku ini di rak bukunya, tapi belum terpikir membaca. Dan akhirnya, ketika karin sibuk dengan komputernya saya pun sibuk dengan buku ini. kemudian tanpa saya sadari saya sudah 3 jam , berbaring membaca buku ini tanpa henti.Saya melahap novel ini hahaha. Maka saya membeli novel ini dan menjadikannya dalam jajaran koleksi buku saya.
Buku ini mengambil setting di Afghanistan. Sebuah kota yang dalam benak saya adalah kota yang menyeramkan.Entahlah . walaupun saya membaca buku ini Affghanistan itu indah, tapi saya masih suka “berkuduk ” Jka membayangkan tinggal di kota itu. Amir seorang Pasthun(Bangsawan) dan Hassan seorang Zahara (budak), tumbuh bersama. Ayah Amir tidak pernah memperlakukan Hassan sebagai budak. Dia menyayangi Hassan seperti juga Amir.
Apa yang saya suka dari novel ini? Saya suka dengan karakter-karkater yang diciptakan Khaled Hosseini. Setiap karakter hidup sekali, kuat dan real. Bahkan piguran yang muncul atau sekilas diceritakan saja saya suka. Khaled mendeskripsikan fisik dan sifat mereka melalui cerita dengan sangat baik menurut saya.
Amir, tokoh baik, tapi juga iri hati ketika masa kanak-kanaknya membuatnya menyakiti Hassan dan juga tentu hati ayahnya. Walau pada akhirnya dia membayarnya.
Hassan sangat loyal dan baik hati. Ah,pokonya karakter dalam buku ini membuat buku ini sangat istimewa bagi saya.
Tentu saja dengan jalan cerita yang apik. Persaudaraan, kasih sayang, penghiatanan, kesenangan dipadukan dengan apik.Tentu saja saya meneteskan air mata sewaktu membaca novel ini. 🙂
What a book deh pokoknya temans. Tapi semua kembali ke selera sih. Saya sih suka . Buntang 5 dari 5 deh.
Selamat membaca
Salam
Vince Hutagalung.
Leave a Reply