Galunggung dan Kampung Naga
Dulu waktu jaman SD , karena saya menyandang Marga Hutagalung, terkdang teman-teman saya menyebt saya Galunggung. Katanya mereka asal muasal Hutagalung. Padahalkan ya Hutagalung dari Tarutung, Rura Silindung.
———————————————————————————————————————————————-
Abaikan pegantar ga panting di atas. saya hanya bingung bagaiman harus memulai tulisan tentang Galunggung ini. 🙂
Perjalanan dari Jakarta ke Galunggung ini lumayan buat pantat Tepos lah, tapi ga tepos-tepos amat. Lebih kurang 6- 7 Jam dari Jakarta.Dengan catatan tidak macet.
Semula, tujuan saya bukan Galunggung tapi Papandayan. Tetapi karena Papandayan kebakaran ya akhirnya memutuskan ke Galunggung. Saya berangkat Jumat malam, 16 October 2015 dengan lari-larian karena saya baru bisa meninggalkan kantor jam 20.00. Ya pendek cerita sampai deh di kaki Gunung Galunggung, pukul 04.00, 17 October.
Sesampainya di kaki Galunggung saya langsung pesan nasi putih dan telur dadar.Saya kelaparan karena sebelumnya belum makan.Pukul 05.30 mulai deh naik Galunggung. Begitu naik ketemunya tangga. Haduh saya sedikit kecewa karena harus naik tangga. Naik tangga itu lebih capek kalau menurut saya. Sekitar 30 menit sampai deh di puncuk.
Teman-teman tidak perlu khawatir kehausan dan kelaparan. Di atas sudah ada warung yang jual minuman, dan makanan ringan pengganjal perut. Sewaktu ke Galunggung langinya berawan, jadi sunrisenya tidak terlihat. Terlihhat sebentar kemudian tertutup awan lagi.
DI atas teman-teman akan melihat Calderanya galunggung. Entahlah ini disebut Caldera atau kawah. Menurut saya sih Caldera. Tapi saya juga tidak terlalu paham perbedaan kawah dan caldera.
Setelah puas melihat dan cukup beristirahat sebentar akhirnya kita mulai akan memutari ini area pegunungan Galunggung. Turun ke Caldera dan kemudian naik lagi. Jadi kita memutari gunung ini 360 derajat. Nah perjalanan ini lebih menyenangkan buat saya karena tidak ada tangga. Jadi lebih segar rasanya.
Lebih kurang 20 menit sampai deh di bawah. Di Calderanya Galunggung
Kita duduk-duduk menikmati udara pagi yang sejuk dan segar. Waktu mmenunjukan hampir pukul 8 pagi dan udaranya masih cukup sejuk dan nyaman.
Setelah puas duduk-duduk , perjalananan dilanjutkan kembali. Nah kalau ini kembali naik. karena tadi tutun ke Callderanya sekarang akan naik. Tetapi tidak naik dari jalur yang sama.Kelihatannya sih pendek waktu akan dinaiki tetapi kalau dijalani lumayan juga haha,karena pasir jadi cukup membuat gerak menajdi lambat dan naik ngos ngosan. 🙂
Nah,untuk mempermudah gerak teman-teman , lebih baik jika membawa treking pole, dan memakai sepatu. Karena pasir dan bebatuan kecilnya bisa melukai kaki. Tapi kalau mau pakai sendal gunug juga tidak apa-apa, yang penting jalannya hati-hati agar kakinya tidak terluka terkenda bebatuan yang kecil-kecil.
Pukul 8 an kita sudah sampai di atas lagi.Duduk-duduk lagi dan melanjutkan perjalanan kembali. Slow motion lah waktunya.Santai-santai menikmati perjalanan saja.
Pukul 09.00 kita siap-siap mau berangkat ke kampung naga.Sepanjang perjalanan dari Galunggung ke Kampung naga, saya tidur. Nyenyak tidurnya. 🙂
Rasanya terbalas kurang tidur saya waktu-waktu sebelumnya.
Sebelum kekampung naga kita makan dulu, biar jalan-jalannya semangat. Saya pikir nama kampung naga ada kaitannya dengan ular naga. Ternyata tidak ada kaitannya sama sekali. Naga berasal dari kata Nagawi yang berarti tebing, karena kampung ini dikelilingi oleh tebing.
Mulai masuk pemandangannya cukup hijau. Sayang, sudah mulau dikotori oleh sampah-sampah plastik juga. Tetapi walau kemarau padinya tetap hijau loh teman-teman.
Sungai yang mengalir disekitar kampung naga juga mulai kering. Untunglah padi tetap terairi dan tetap hijau merona menyegarkan mata.
Penduduk kampung naga cukup terbuka dan tampaknya mereka juga sudah terbiasa dengan banyaknya pendatang yang ingin melihat kehidupan di perkampungan mereka.
Puas main dan keliling kampung naga, akhirnya kita memutuskan pulang. Kembali ke Jakarta.
Masih pengen main sebenarnya :). Udah ya ceritanya teman, udah ngantuk berat. Hehe.
Waktunya beristirahat.
Selamat bermain
Salam
Vince Hutagalung
Leave a comment